BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 23 April 2011

mengapa cinta

Mengapa cinta datang ketika aku sedang tidak siap? Mengapa cinta datang ketika aku mengharapnya menghilang?


Cerpen - Mengapa Cinta

Kala itu, aku hanyalah seorang gadis yang merasa ingin dicintai. Aku hanya ingin akan perhatian seorang lelaki yang terpusat hanya untukku. Dan saat itu, dia datang. Dia datang tidak dengan seikat mawar berisi puisi cinta, karena dia bukanlah orang yang romantis. Dia tidak datang dengan janji-janji indah, karena kami baru saja mengenal. Dia datang di hadapanku hanya dengan sebuah lirikan dan sedikit sentuhan ketika aq tidak sengaja menyentuhnya.

Malam itu, bunga-bunga cinta seakan mulai tumbuh dan akan bermekaran. Dibawah tatapan matanya yang tajam, dan ditengah siraman senyum kecilnya, taman cintaku semakin bertambah subur hingga ia menyatakan cintanya yang semakin menguncupkan mawar-mawar cintaku. Ah, bukan mawar, aku lebih suka melati. Melati itu lebih anggun, cantik, namun tidak sombong. Melati adalah symbol kesetiaan bagiku. Itulah mengapa melati digunakan di acara resepsi pernikahan. Sebagai symbol sebuah cinta yang abadi.

Namun, ia hanya mampu menguncupkannya. Dan melati itupun sedikit demi sedikit mengering. Cintaku tidak direstui. Kata sang pemilik melati, melati masih terlalu muda untuk mekar. Namun hal itu, tak sedikitpun membuat melati melupakan cintanya. Ia tetap memaksakan diri untuk bermekaran, hingga si kumbang sendiri yang mematahkannya. Ya, mematahkannya.

Ia menduakan aku. Aku yang kala itu benar-benar mencintai merasa sangat terpukul. Semua cintaku, pengorbananku, tak ada yang membekas dalam ingatannya. Hatiku hancur melihatnya bersama seorang gadis lain. Aku benar-benar terluka. Hingga beberapa bulan berlalu.

Dan ia datang kembali. Dengan beribu bujuk rayunya, dengan berjuta kata mesranya, ia meraihku kembali. Dan ketika melatiku kembali bermekaran dengan indahnya, ia kembali mematahkannya. Bukan hanya mematahkan, namun juga merusaknya, menghancurkannya hingga rata dengan tanah.

Dan kini, ia datang kembali setelah ia menghinaku, mempermalukanku, merendahkanku. Dan, apakah aku yang sekarang harus kembali menumbuhkan melati di tanah yang sama. Dengan pemilik yang sama, dengan cerita yang sama. Dan, akankah semuanya juga akan berakhir sama?

Namun aku tidak bodoh. Aku tidak ingin seperti keledai yang untuk kedua kalinya akan terjatuh dilubang yang sama.

Mulanya, aku menerimanya kembali untuk singgah dihatiku. Namun hanya sekejap. Karena aku menyadari, bahwa tak ada cinta diantara kami. Dia hanya ingin menaklukan aku, dan aku hanya ingin membalaskan dendamku karna ia telah menyakitiku berbulan-bulan yang lalu. Tak ada alasan bagiku untuk tetap meneruskan cinta ini. Cukup sudah aku dipermainkan kisah yang tak kunjung membuatku merenda tawa. Semua hanya terasa hampa bagiku.

0 ulasan: